Saturday, May 31, 2014

Mengetahui Ciri TB Paru Pada Anak Dan Pengobatannya

BAGIKAN TULISAN INI:

Awas! TB Paru Mengintai Buah Hati Kita.  

Apa itu TB paru?

Moms pasti sudah sering mendengar tentang penyakit TBC, bukan? Indonesia merupakan Negara ke 4 dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia. Dan setiap 20 detik 1 orang di dunia meninggal akibat penyakit ini.

TB diperkirakan telah ada sejak 600 tahun sebelum masehi, namun penyebabnya yaitu Micobacterium tuberculosis baru ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882. TBC atau TB (Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberculosis.

Penyakit TB memang paling sering menyerang organ paru (sekitar 95%), namun sebenarnya dia dapat menyerang organ tubuh mana saja pada manusia. Pasti sudah pernah mendengar juga TB tulang, TB kelenjar, TB kulit dan lainnya kaann??

Nah, bakteri ini juga bisa menyerang anak-anak loh. Jadi bukan orang dewasa, orang tua atau orang yang sering merokok saja yang rentan terhadap penyakit ini. Anak yang memiliki ketahanan tubuh rendah juga dapat tertular dan menderita TB, seperti anak yang mengalami gizi buruk, anak dengan HIV/AIDS, dan mereka yang memperoleh obat-obatan yang menurunkan imunitas tubuh dan sebagainya.  

Anak dapat dicurigai menderita TB bila:

1. Memiliki kontak yang erat dengan penderita TB. Maksudnya, bila ada penderita TB yang tinggal serumah dengannya, misalnya kakek, nenek, atau orang tuanya, maka anak akan memiliki resiko tinggi untuk tertular TB.

2. Adanya reaksi kemerahan saat penyuntikan imunisasi BCG. Imunisasi BCG adalah imunisasi untuk mencegah penyakit TB. Biasanya diberikan saat bayi berusia 2-3 bulan.

Bila sesaat setelah pemberian imunisasi ini, daerah sekitar suntikan mengalami kemerahan yang luas, maka kemungkinan si kecil telah terinfeksi oleh kuman ini, bisa ditularkan oleh orang tuanya (ibu atau orang dewasa lain yang berkontak erat dengannya).

3. Adanya gejala umum TB.

Gejala TB:

Perlu diketahui, Moms, gejala penyakit TB pada anak dan dewasa tidak sama. Beberapa gejala yang tampak pada penderita dewasa belum tentu juga akan dialami anak yang menderita TB, demikian juga sebaliknya.

Agak sulit menemukan penderita TB pada anak, karena gejala yang ditimbulkannya tampak tidak terlalu spesifik, hampir menyerupai penyakit lain, bahkan seringkali diabaikan. Selain itu juga karena masyarakat masih banyak yang kurang mendapatkan informasi mengenai TB anak.  

Berikut beberapa gambaran gejala umum TB pada anak:

1. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, dan tidak mengalami kenaikan setelah dilakukan penanganan gizi yang baik oleh petugas kesehatan.

2. Tidak nafsu makan.

3. Gagal tumbuh, atau berat badan tidak naik dengan cukup.

4. Demam lama atau berulang tanpa sebab.

5. Berkeringat malam hari.

6. Terdapat benjolan/ pembesaran kelenjar di bawah kulit yang tidak terasa nyeri.

7. Nyeri dada.

8. Diare berulang.

9. Pada anak, kuman TB dapat menyerang lapisan pembungkus otak (menings) dan menyebabkan meningitis TB (radang selaput otak akibat TB), memberikan gejala demam tinggi, penurunan kesadaran dan kejang.

10. Batuk lama dan atau batuk disertai darah, yang biasanya menjadi ciri/tanda TB pada penderita dewasa, bukan merupakan tanda khas pada TB anak. TB pada anak dapat terjadi meskipun si anak tidak mengalami batuk.  

Penularan TB:

Penularan penyakit TB melalui udara, bisa terjadi saat seorang penderita batuk, bersin atau meludah.

Pada anak, biasanya akan tertular oleh penderita dewasa yang ada disekitarnya. Sekitar 30-50% anak yang kontak dengan penderita Tb dewasa akan memberikan hasil tes Mantoux/ uji Tuberkulin positif. Penderita anak tidak dapat menularkan penyakit ini ke orang lain.  

Pemeriksaan dan diagnosa TB:

Untuk memastikan apakah anak terserang TB, selain dengan wawancara dan pemeriksaan klinis oleh dokter, juga perlu dilakukan pemeriksaan tambahan/ penunjang, seperti:

1. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak dan cairan otak). Untuk bayi dan anak kecil, pemeriksaan dahak dapat dilewatkan, karena mereka belum dapat mengeluarkan dahak dengan benar.

2. Tes Mantoux. Merupakan cara yang memiliki sensitifitas yang cukup tinggi untuk mendiagnosis TB. Cara melakukan tes ini yaitu dengan menyuntikkan protein yang berasal dari kuman TB sebanyak 0,1 ml menggunakan jarum kecil, di bawah lapisan kulit lengan bawah sebelah kiri.

Reaksi yang muncul setelah 48-72 jam adalah berupa benjolan dan warna kemerahan pada daerah sekitar suntikan. Bila diameter benjolan/ indurasi yang terjadi lebih dari 10 mm maka dinyatakan positif terinfeksi kuman TB 3. Foto Rontgen dada  

Pengobatan TB:

Bila seorang anak telah didiagnosis menderita TB, maka dia akan mendapatkan pengobatan rutin yang harus diminumnya setiap hari selama 6 bulan. Sebaiknya jangan memberhentikan obat atas inisiatif sendiri, ya Moms, walaupun keadaan si kecil sudah membaik.

Obat yang dihentikan tanpa instruksi dari dokter, justru akan membuat kuman menjadi lebih kebal terhadap obat tersebut, dan membuat penanganan terapi si anak menjadi lebih sulit. Orang tua dan anggota keluarga yang lain, seharusnya membantu mengawasi kepatuhan anak minum obat.

Selain itu, perbaikan gizi juga harus diperhatikan. Berikan makanan bergizi seimbang. Karena status gizi yang baik akan membantu tubuh anak untuk memperbaiki sistem imunnya melawan kuman TB.

Istirahat yang cukup, menjauhkan anak dari paparan asap rokok dan kebersihan lingkungan juga diperlukan dalam proses penyembuhan.  

Pencegahan TB:

Walaupun penyakit TB mudah menular, terdapat beberapa tindakan yang dapat Moms lakukan untuk menjaga kesehatan anak dan mencegahnya tertular penyakit ini.

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya:

1. Menjaga pola hidup sehat, seperti memberikan makanan sehat dan bergizi, serta olah raga yang teratur.

2. Terapkan konsep rumah sehat. Rumah yang sehat yaitu rumah yang memiliki jendela yang dapat dibuka untuk sirkulasi/ pertukaran udara. Buka jendela terutama saat pagi hari, agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.

3. Bila ada anggota keluarga yang menderita TB dan sedang manjalani pengobatan rutin, jauhkan anak anda, dan tidurkan terpisah dengan penderita, terutama di saat 2 minggu pertama pengobatan.

4. Tidak meludah di sembarang tempat (untuk penderita TB).

5. Bila ada salah satu anggota keluarga yang menderita TB, segera dapatkan pengobatan rutin Tb yang terdapat di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat, agar tidak menular ke anak anda.

Semakin cepat kita mendeteksi penderita TB, maka akan semakin baik kesempatannya untuk sembuh, dan mengurangi penyebaran penyakit ini ke orang lain. Deteksi. Obati. Stop TB!


Tuesday, May 20, 2014

Cinta Monumental

BAGIKAN TULISAN INI:


Assalamualaikum, sayang...

Selamat datang di dunia, anakku. Selamat menghirup udara bumi tempatmu bertumbuh. Ramaikan dunia dan hati kami dengan riuh tawamu..

#MomenCinta ini direkam beberapa jam setelah kelahiran Muhammad Wahyu Ajiputra.

Tatapan cinta sang ayah menyambut putra pertamanya adalah saat monumental yang tiada akan pernah lekang oleh waktu..

Dekapan pertama yang disertai jutaan harapan dan doa.


Foto ini diikutsertakan dalam lomba blog Cimoners.