Friday, September 19, 2014

Anemia Pada Wanita dan Anak, Bahayanya Dan Bagaimana Mengatasinya

BAGIKAN TULISAN INI:

Anemia adalah kurangnya jumlah sel darah merah sehat yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada masyarakat, sering dikenal sebagai 'kurang darah'.

Kadar hemoglobin dalam darah yang normal pada wanita adalah >12 g/dl, sedang pada pria adalah >13 g/ dl. Apabila jumlah hemoglobin/sel darah merah pada wanita <10g/dl, dan pada pria <12 g/dl, maka sudah dapat dikatakan anemia.

Kebutuhan hemoglobin bagi wanita hamil dan anak balita adalah sebanyak >11 g/dl.

Hemoglobin berperan sebagai angkutan/ transport oksigen. Sehingga kekurangan Hb akan sangat mengganggu peredaran darah ke seluruh tubuh.

Penyebab anemia antara lain:

1. Gangguan produksi. Tubuh memproduksi terlalu sedikit sel darah merah. Sehingga jumlahnya tidak mencukupi untuk kebutuhan seluruh tubuh.

2. Perdarahan. Dapat terjadi akut (secara cepat, seperti perdarahan akibat kecelakaan, ataupun secara kronik, seperti perdarahan tersembunyi yang berlangsung lama).

3. Penghancuran sel darah merah yang lebih cepat daripada pembentukannya.

Tanda dan gejala anemia:

- Pucat

- Sering letih

- Lemah

- Sakit kepala

- Vertigo

- Telinga sering berdenging

- Sesak nafas bila kadar Hb terlalu rendah

- Berdebar

- Nafas cepat

- Biasanya memiliki status gizi kurang atau buruk

- Kemampuan konsentrasi turun

Faktor resiko anemia:

Setiap orang memiliki resiko untuk menderita anemia, namun, beberapa orang memiliki resiko yang lebih tinggi daripada yang lain, yaitu bagi mereka yang:

- Memiliki kebiasaan/pola makan yang tidak seimbang

- Mengalami perdarahan hebat

- Wanita yang menstruasinya lama dan banyak (menometroragia)

- Ada riwayat kelainan darah dalam keluarga (talassemia)

- Memiliki penyakit kronik/ keganasan

- Adanya riwayat infeksi sebelumnya (malaria, kecacingan).

Untuk mendiagnosis pasien anemia, perlu pemeriksaan yang teliti dan lengkap. Menanyakan waktu mulai munculnya gejala, gejala apa saja yang muncul, faktor resiko yang dimiliki, pemeriksaan pada pasien, dan laboratorium.

Bagaimana pencegahan anemia? Anemia dapat dicegah dengan:

- Makan makanan bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan zat besi. Sumber zat besi berasal dari daging, ikan, unggas, telur, kacang-kacangan

- Hindari infeksi

- Pengobatan yang tuntas terhadap adanya infeksi

Pengobatan anemia:

Tergantung dari penyebab anemia. Dengan menemukan penyebab anemia, dokter akan memberikan terapi yang sesuai.

Waktu juga sangat berpengaruh dalam pemberian terapi. Anemia yang terjadi akibat perdarahan yang kronik dengan perdarahan dalam waktu singkat

tentu memiliki penanganan yang berbeda.

Pada beberapa kasus, pemberian suplemen zat penambah darah sudah cukup membantu.

Pada keadaan yang masih ringan, anemia dapat diobati menggunakan obat-obatan, namun bila kondisinya berat, mungkin diperlukan pembedahan untuk mengatasi penyebab anemia.

Komplikasi:

Apa yang dapat terjadi apabila anemia tidak segera diobati dengan baik?

Tubuh tentu akan mengkompensasi kekurangan hemoglobin dan atau darah yang ada dalam tubuh. Lama kelamaan keadaan ini akan membuat kelainan organ lain, seperti gagal jantung.

Pada wanita hamil, anemia dapat menyebabkan kelahiran premature atau berat bayi yang dilahirkan rendah.

Friday, September 12, 2014

Pilihan Olahraga Yang Aman Untuk Ibu Hamil

BAGIKAN TULISAN INI:


Olah raga diperlukan bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Lanjutkan olah raga rutin anda sebelum hamil, bila memang tidak berbahaya bagi kehamilan.

Sirkulasi yang lancar karena anda rutin berolah raga, memiliki banyak fungsi, diantaranya yaitu dapat megurangi varises, mengurangi sembelit, mengontrol berat badan selama kehamilan, mengontrol tekanan darah, dan membantu penyembuhan setelah melahirkan.

Olah raga yang tepat dapat juga memperkuat otot-otot panggul sehingga sangat membantu saat persalinan, serta mengurangu nyeri punggung.

Olah raga dan teknik relaksasi apa yang cocok dilakukan bagi wanita hamil? Apa saja rambu yang harus diperhatikan?

Berikut rinciannya :

1. Pilih olah raga yang aman dan tidak menimbulkan goncangan keras atau high impact. Seperti berenang, senam air, jalan cepat, joging, dan bersepeda.

2. Pilih olahraga yang anda sukai. Tenis, golf, atau yoga.

3. Bila anda menggunakan instruktur, pastikan dia bersertifikat dan tahu bahwa anda sedang hamil.

4. Kenakan pakaian dan alat penunjang yang memadai. Pakai baju yang nyaman, longgar, sepatu yang tidak terlalu sempit.

5. Jangan olah raga saat udara terlalu panas.

6. Sering minum untuk mencegah dehidrasi selama olahraga.

7. Jangan memaksakan diri. Mulailah perlahan, lakukan pemanasan dan pendinginan.


8. Konsultasikan dengan dokter, apa olahraga yang cocok dengan anda.

9. Perhatikan adanya riwayat penyulit pada kehamilan anda.

10. Hentikan olahraga, bila terdapat beberapa tanda berikut, kelelahan, kontraksi atau nyeri perut, pusing dan rasa ingin pingsan, gerakan jain melemah, rembesan air ketuban, perdarahan.




Thursday, September 11, 2014

Hal Yang Perlu Diperhatikan Ibu Hamil Agar Kehamilannya Lancar Dan Sehat

BAGIKAN TULISAN INI:

Selama 9 bulan kehamilan, sangat banyak tantangan yang harus dihadapi oleh seorang calon ibu.

Menjaga kesehatan menjadi kebutuhan yang mutlak supaya kesehatan dan pertumbuhan janin dapat optimal.

Apa saja yang harus diperhatikan oleh ibu hamil agar kehamilannya berjalan lancar dan sehat?

Berikut beberapa hal yang dapat anda lakukan :

1. Sebisa mungkin hindari infeksi. Beberapa infeksi dapat membahayakan kelangsungan hidup janin dalam kandungan atau dapat menyebabkan kecacatan. Infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalo virus, Herpes), Hepatitis, Gonore dan penyakit menular seksual lainnya, adalah beberapa jenis penyakit yang berbahaya bagi ibu hamil.

2. Hindari beberapa makanan, seperti daging dan unggas setengah matang, ikan mentah, telur metah/ setengah matang. Susu segar yag tidak dipasteurisasi.

3. Hindari rokok dan alkohol.

4. Jangan mengkonsumsi obat tanpa konsultasi dengan dokter.

5. Cukup istirahat dan hindari stres

6. Konsumsi cukup makanan bergizi seimbang. Menjaga kesehatan dan berat badan yang sehat selama hamil juga penting.

7. Apabila anda wanita pekerja, perlu juga untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan anda selama di tempat kerja. Kerjasama dengan teman, kolega, serta atasan anda, perlu dijalin dengan baik untuk turut menjaga kesehatan anda dan janin dalam kandungan anda.

8. Tetap berolah raga. Pilih olah raga yang aman bagi wanita hamil.

9. Rajin mengontrol kehamilan anda ke bidan atau dokter. ANC (Ante Natal Care) yang teratur sangat membantu ibu dan petugas kesehatan untuk mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.






Wednesday, September 10, 2014

5 Cara Simpel Menghitung Usia Kehamilan

BAGIKAN TULISAN INI:

Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk mengetahui waktu perkiraan kelahiran bayi, serta kesehatan janin dalam kandungan.

Usia kehamilan umumnya dihitung dalam satuan minggu, dengan kelipatan 4. Misalnya 20 minggu untuk usia kehamilan 5 bulan, 24 minggu utuk usia 6 bulan, dan seterusnya.

Satuan minggu digunakan karena jumlah harinya yang tetap yaitu sebanyak 7 hari, berbeda dengan bulan yang hitungan harinya tidak tetap, bisa 30 atau 31 hari.

Sepanjang kehamilan, yang rata-rata adalah sekitar 9 bulan atau 36-40 minggu, dibagi menjadi 3 masa yang disebut trimester.

Trimester 1 adalah saat usia 1 minggu hingga 13 minggu. Trimester 2, saat usia kehamilan 14-26 minggu. Trimester 3 adalah usia kehamilan 27-40 minggu.


Cara menghitung usia kehamilan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Menentukan hari pertama haid terakhir (HPHT).

Perhitungan ini mendekati akurat bila digunakan pada wanita yang memiliki siklus haid teratur, antara 28-30 hari.

Keuntungan lain metode ini yaitu dapat dipakai untuk menentukan kapan perkiraan waktu kelahiran si kecil ke dunia.

Cara perhitungan HPHT yaitu dengan menentukan kapan hari pertama anda haid di siklus terakhir sebelum diketahui positif hamil.

Tanggal dari HPHT di tambah 7 (+7), bulan HPHT dikurangi 3 (-3), sedangkan tahun ditambah 1 (+1).

Misalnya HPHT anda jatuh pada tanggal 6 bulan 9 tahun 2014. Maka perkiraan kelahiran si kecil adalah :

6+7 =13
9-3 = 6
2014 + 1 = 2015.

Jadi perkiraan kelahiran si kecil adalah tanggal 13 bulan 6 tahun 2015.

2. Cara mengetahui usia kehamilan yang berikutmya, yaitu dengan pemeriksaan USG.

Cara pemeriksaan USG adalah cara yang paling akurat dalam menetukan usia kehamilan dan perkiraan lahir. Dilakukan dengan mengukur lingkar kepala, lingkar perut, dan panjang tulang.
Pemeriksaan USG dapat dilakukan oleh spesialis obgin maupun dokter yang terlatih.

3. Kalender kehamilan.

Kalender yang disusun dengan perhitungan mirip HPHT, namun sudah berbentuk tabel, sehingga memudahkan orang tua untuk melihat perkiraan kelahiran bayi. Sangat mudah dan praktis digunakan ole masyarakat awam.

4. Mengukur tinggi fundus/ puncak rahim.

Dilakukan oleh dokter atau bidan saat ibu melakukan periksaan kehamilan.

5. Dengan merasakan gerakan janin.

Bagi ibu yang mengalami kehamilan pertama, gerakan janin dapat dirasakan saat usia kehamilan memasuki minggu ke 18-20 minggu. Bagi ibu yang menjalani usia kehamilan ke dua atau seterusnya, gerakan janin mulai dirasakan saat usia kandungan 16-18 minggu.


Makin besar usia kehamilan, makin keras gerakan yang dirasakan oleh ibu.
Absennya gerakan janin juga dapat dijadikan indikator adanya kegawatan janin.



Thursday, August 28, 2014

Bagaimana Mengenali Dan Mencegah Obesitas Pada Anak

BAGIKAN TULISAN INI:

Banyak orang tua yang merasa senang bila anaknya lebih gemuk daripada anak lain seusianya.

Selain memiliki image bahwa lebih gemuk berarti lebih sehat, tentu sangat lucu dan meggemaskan memiliki anak yang montok ya Moms.

Namun hati-hati, bahaya obesitas mengintai buah hati anda!

Obesitas atau yang lebih dikenal dengan kegemukan, adalah bentuk gangguan akibat kelebihan kalori yang tersimpan dalam tubuh.

Terjadi akibat konsumsi makanan yang mengandung jumlah karbohidrat dan lemak yang tinggi atau berlebih, namun tidak diimbangi dengan pengeluaran energi, seperti aktifitas fisik.

Pola makan yang kurang baik dari orang tua dapat membuat anak juga mengalami obesitas, karena mengikuti pola yang sama.

Lingkungan juga dapat memberikan kontribusi membuat anak menjadi obesitas. Anak yang tinggal di pedesaan, jarang yang mengalami obesitas, karena aktifitas mereka yang cukup menguras energi, seperti bermain bola, layang-layang, atau berenang di sungai.

Sedangkan anak perkotaan, lebih rentan terkena obesitas, karena kurangnya (kalau tidak bisa dikatakan tidak adanya) tempat bermain, sehingga anak-anak cenderung menghabiskan waktunya menonton televisi atau bermain video game.

Tingginya tingkat ekonomi juga memberi masyarakat kota kesempatan untuk megkonsumsi makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak serta minuman bersoda yang bergula tinggi.

Obesitas pada anak akan sangat berbahaya, karena dikaitkan dengan beberapa penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, dan gangguan pernafasan.

Bagaimana cara orang tua untuk mengatasi kegemukan pada si kecil? Walaupun diet ketat pada balita tidak diajurkan, namun kontrol terhadap pola makan dan pola hidup tetap sangat diperlukan. Setidaknya agar berat badan si kecil sesuai dengan tinggi dan usianya.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Batasi konsumsi junk food dan makanan olahan dan kemasan lain seperti keripik. Makanan tersebut selain mengandung kalori yang sangat tinggi, juga banyak kandungan lemak jenuh yang membahayakan tubuh.

2. Batasi minuman bersoda. Minuman ini mengandung gula yang tinggi.

3. Beri cemilan berupa buah-buahan atau jus buah daripada keripik, es krim, atau cake.

4. Perbanyak kegiatan luar ruangan, seperti olah raga bersama, berenang, bersepeda, atau futsal adalah beberapa olah raga yang cocok dilakukan di daerah perkotaan. Karena aman dan fasilitas ruangnya banyak ditemukan.

5. Kontrol asupan kalori pada setiap makanan yang dikonsumsi si kecil. Anda bisa membuat variasi dengan mengganti jenis sumber makanan lain yang lebih baik, seperti sumber vitamin dan serat.
Happy healthy..


Wednesday, August 27, 2014

Tanda Awal Kehamilan, Mengenali Dan Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat

BAGIKAN TULISAN INI:

Memiliki buah hati tentu menjadi dambaan setiap pasangan. Namun, bagi pasangan baru, tanda kehamilan yang tak kunjung datang sering membuat risau. Beberapa malah melakukan kesalahan fatal akibat ketidaktahuan tentang munculnya tanda awal kehamilan.

Apa saja sih tanda kehamilan? Mari kita bahas yuk..

Pada umumnya tanda kehamilan muncul akibat adanya perubahan hormonal dalam tubuh ibu.

1. Flek. Munculnya sedikit darah diluar masa haid. Terjadi karena proses nidasi, atau tertanamnya sel telur yang telah dibuahi di dinding rahim, sehingga meyebabkan perlukaan kecil dan perdarahan

2. Amenorhea. Atau tidak datangnya haid/menstruasi. Terjadi karena ovum telah dibuahi oleh sperma dan tertanam di dinding rahim. Bagi yang belum mengenali gejala ini, biasanya akan meminum obat/jamu pelancar haid, yang justru akan membahayakan janinnya

3. Morning sickness. Adalah gejala kurang nyaman yang terjadi saat pagi hari. Biasanya ibu akan merasakan pusing dan mual hingga muntah. Walaupun namanya moring sickness, namun beberapa ibu dapat mengalami keluhan ini sore atau bahkan sepanjang hari.

4. Perubahan mood. Pengaruh hormon sangat mempengaruhi suasana hati atau mood seorang wanita. Sang calon ibu akan berubah menjadi mudah tersinggung, lekas marah, atau cengeng

5. Pusing dan lekas lelah.

6. Payudara bengkak dan nyeri.

7. Sering buang air kecil. Karena adanya tekanan atau dorongan dari rahim yang membesar pada kandung kemih, membuat kapasitas kandung keih berkurang

8. Nyeri pinggang atau punggung.

9. Sensitif. Terutama pada bau-bauan. Dan biasanya menjadi sangat rewel dalam hal memilih makanan

10. Nafsu makan meningkat.

11. Nafas cepat, karena tubuh memerlukan asupan oksigen yang lebih banyak untuk digunakan oleh ibu dan bayinya.

Apabila anda merasakan beberapa tanda da gejala tersebut, lebih baik segera untuk melakukan tes kehamilan dan memeriksakan diri ke dokter.

Konfirmasi akurat kehamilan anda akan di dapat dari hasil pemeriksaan USG, dengan tampaknya kantong kehamilan dan atau janin.


Saturday, August 23, 2014

Bagaimana Cara Mengatasi Bayi Yang Sulit Makan

BAGIKAN TULISAN INI:

Sebagai orang tua, tentunya kita ingin si kecil sehat dan tumbuh optimal. Salah satunya dengan makan dan minum susu teratur.

Tapi seringkali bayi dan balita mengalami masa-masa sulit makan, yang sering disebut GTM (Gerakan Tutup Mulut).

Penyebabnya beragam, bisa karena sakit, tumbuh gigi, sariawan, bosan dengan menunya, atau trauma makan.

Menghadapi bayi/ balita yang GTM sering membuat para Moms panik atau sedih. Dibutuhkan kesabaran dan beberapa teknik agar si kecil mau menyantap kembali makanannya. Karena apabila dibiarkan, tentu akan mengganggu tumbuh kembangnya dan keterampilan makannya kelak.

Berikut beberapa trik agar GTM tidak berlanjut berkepanjangan:

1. Periksa keadaan mulutnya. Apakah ada luka, sariawan, atau gigi yang mau tumbuh. Rasa nyeri di dalam mulut membuat bayi malas untuk makan. Bila telah ditemukan masalahnya, segera diobati atau konsultasikan dengan dokter.

2. Uji kreatifitas anda. Variasikan jenis makanan dan menu, cara memasak, serta bentuk makanan bayi balita anda. Si kecil bisa saja bosan dengan menu yang itu-itu terus.

3. Jadilah manager makan yang baik bagi anak anda. Atur jadwal makannya sedemikian rupa sehingga dia makan saat dia benar-benar lapar. Hindari memberikan camilan atau susu saat mendekati waktu makannya.

4. Moms sebagai even organizer. Kondisikan saat makan sebagai saat yang benar-benar meyenangkan. Tanpa paksaan dan teriakan. Apalagi kontak fisik seperti pukulan atau cubitan, karena akan membuat si kecil trauma.

Bila dia sudah terlanjur trauma, misalnya trauma dengan sendok, karena pernah dipaksa minum obat memakai sendok, sehingga tiap melihat sendok, bayi mengira akan diberi obat lagi, maka Moms harus mulai dari awal lagi.

Beri si kecil makanan yang bisa digenggamnya, bisa berupa biskuit atau wortel rebus. Kemudian beri dia sendok untuk dipegangnya sendiri saat makan ( Moms tetap menyuapinya dengan sendok lain).

5. Makan bersama anggota keluarga yang lain juga sangat membantu. Selain mengajarkan cara makan dalam keluarga, makan bersama juga membuat si kecil semagat makan menirukan orang dewasa di sekitarnya.

6. Bila dia sudah agak besar, ajak balita anda untuk menentukan menu yang dia inginkan.

7. Menabung kesabaran. GTM bayi balita mirip dengan bentuk protes pada orang tua atau lingkungan. Dan menghadapi bayi yang protes tidak bisa dengan kemarahan.

Sabarlah.. Memang sulit, apalagi bila pekerjaan lain masih menumpuk menunggu diselesaikan. Akhirnya kita malah memburu-buru si kecil makan dengan cepat.

Berikan dia waktu untuk menikmati waktu makannya. Namun tetap berikan batasan waktu, misalnya setengah jam untuk makan.
Ingatkan saja dengan suara yang lembut, tanpa membentak.

Selamat mencoba Moms.. :-)


Memilih Makanan Selingan Yang Sehat Untuk Bayi Dan Balita

BAGIKAN TULISAN INI:

Makanan selingan adalah makanan ringan, bisa berupa kudapan/ snack maupun buah-buahan segar atau olahan buah, yang diberikan pada bayi, batita, dan balita.

Makanan selingan berfungsi untk menambah atau mencukupi kebutuhan gizi makanan utama. Oleh karena itu, pemilihan jenis kudapan ini harus dipikirkan secara masak.

Waktu pemberiannya biasanya adalah diantara waktu makan pagi dan siang, atau waktu makan siang dan malam. Saat pemberian juga harus diperhatikan, jangan sampai makanan selingan malah membuat si kecil kekenyangan ketika waktu makannya telah tiba.

Berikan makanan selingan minimal 1 jam sebelum waktu makan utama.

Berikut beberapa syarat pemilihan kudapan bayi dan balita anda :

1. Kudapan/ snack hendaknya megandung zat gizi yang lengkap.

2. Makanan yang home made atau buatan sendiri lebih diutamakan, agar si kecil terhindar dari pengawet, perasa, dan pewarna makanan.

3. Usahakan menghindari makanan instan/kemasan.

4. Jangan gunakan bumbu yang merangsang lambungnya.

5. Jangan meggunakan gula dan garam yang berlebihan. Lebih baik Moms memanfaatkan rasa alami dari bahan makanan tersebut.

6. Warna dan bentuk yang menarik tentu lebih disukai oleh bayi balita anda

Selamat membuat cemilan sehat, Moms..
,

Saturday, July 19, 2014

Jerawat, Cara Mencegah dan Mengobatinya

BAGIKAN TULISAN INI:

Jerawat disebut juga dengan acne dalam bahasa medis, bukan hanya masalah yang didominasi oleh kaum wnaita saja. Pria juga dapat menderita penyakit ini, dan menurut para ahli, justru pria yang mengalami gejala acne lebih berat.

Sebenarnya, jerawat merupakan kelainan kulit yang fisiologis (normal), karena tidak ada orang yang 100% benas dari jerawat. Umumnya jerawat terjadi pada masa pubertas, yaitu sekitar usia 14-18 tahun.

Faktor resiko pada wanita memang lebih banyak, karena wnaita lebih sering terpapar dengan hormon daripada pria. Jerawat pada wanita dapat muncul di usia premenarche (sekitar 12-15 tahun), dan kemyduan beeangsur hilang saat memasuki usia 30 tahunan, beberapa hari menjelang haid, dan saat hamil.

Ras oriental, seperti Jepang, Cina, dan Korea lebih jarang menderita jerawat, dibandingkan dengan ras kaukasia (bangsa Eropa dan Amerika).

Jerawat adalah proses peradangan pada folikel rambut yang terdapat di permukaan kilit. Saluran tersebut dapat tersumbat oleh sel-sel kulit mati, sebum (minyak kulit), dan diperparah oleh adanya infeksi bakteri E. Acne.

Bagian tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya jerawat biasanya adalah daerah yang memiliki kelenjar minyak lebih banyak daripada tempat lain, seperti sekitar wajah, leher, dada, punggung, dan sekitar bahu.

Bentuk jerawat bermacam- macam, seperti komedo, papul, pustul, nodul, dan kista. Komedo merupakan tampilan jerawat yang paling ringan dan tidak meradang, sedangkan jerawat yang berbentuk kista adalah yang paling parah, sehingga dapat timbul rasa nyeri dan dapat menyebbakan scar (bekas jerawat yang sulit hilang).

Gejala jerawat yang meradang biasanya adalah rasa gatal, nyeri, kemerahan, bengkak, dan kadang timbul rasa panas di daerah tersebut. Bila jerawat yang muncul hanya berbentuk komedo (tanpa peradangan) biasanya hampir tidak menimbulkna gejala, kecuali hanya tampak sebagai bintik-bintik hitam.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya jerawat:

1. Hormon. Androgen adalah hormon pria. Namun hormon ini juga terdapat pada wanita walaupun jumlahnya sedikit. Saat memasuki usia remaja atau saat mulainya siklus menstruasi, terdapat saat dimana hormon androgen menjadi relatif lebih tinggi nilainya, sehingga dapat memicu munculnya jerawat.

2. Penggunaan obat-obatan tertentu, yaitu yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan resiko terjadinya jerawat.

3. Penggunaan produk kosmetik yang tidak tepat

4. Tekanan fisik terus menerua, seperti penggunaan tali helm yang terlalu ketat dan lama di sekitar dagu, pemakaian tas ransel, handphone, dan sebagainya

5. Stres
Terapi Untuk jerawat ringan hingga sedang, anda dapat mengobati sendiri menggunakan produk yang mengandung benzoil peroksida. Namun, bila jerawat tidak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan terapi yang lebih kompleks.

Pencegahan jerawat: 

1. Lakukan pola hidup sehat dan seimbang. Makan dan istirahat yang cukup, olahraga, serta menghindari stres.

2. Gunakan kosmetika seperlunya, dan gunakan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit anda. Tentu saja anda harus mengenali jenia kulit yang anda miliki.

3. Hindari terpacunya kelenjar keringat secara berlebihan, seperti mengkonsumsi makanan pedas, panas, dan minuman keras.

4. Hindari polusi debu

5. Usahakan jnagan terlalu sering mengusap/ meyentuh wajah.

6. Cuci wajah 2x sehari. Mencuci wajah terlalu sering akan membuat kulit menjadi lebih kering, sehingga memacu kelenjar minyak untuk menghasilkan sebum lebih banyak.


Thursday, June 19, 2014

Manfaat Akupunktur Untuk Kesehatan dan Kecantikan

BAGIKAN TULISAN INI:

Apa itu akupunktur?
 
Metode pengobatan akupunktur telah dikenal di Cina sejak 3000 tahun yang lalu. Akupunktur berasal dari bahasa latin, “acus” yang berarti jarum, dan “pungere” yang artinya tusuk. Dalam bahasa mandarin disebut “zhen jiu” yang berarti jarum.

Jadi akupunktur adalah suatu manipulasi penusukan jarum pada titik-titik akupunktur (acupuncture points) di permukaan tubuh. Penusukan ini bertujuan sebagai terapi atau pengobatan penyakit, meningkatkan kesehatan dan mengurangi nyeri.

Dengan semakin berkembangnya penelitian dan ilmu pengetahuan, jenis terapi akupunktur menjadi semakin beragam. Kini akupunktur dapat dilakukan dengan jarum, penyuntikan cairan (aquapuncture), penyinaran (laserpuncture), dan sebagainya.

Karena itu pulalah, kini muncul cabang ilmu baru yaitu akupunktur medik, yang merupakan cabang dari physical medicine dan neuroscience. Ilmu ini didasarkan dari prinsip2 medis dan evidence based (berdasar penelitian). Sehingga akupunktur bukan lagi merupakan terapi pengobatan tradisional, namun sudah menjadi terapi kedokteran modern.

Cara kerja akupunktur:
 
Prinsip dasar akupunktur adalah keseimbangan (prinsip Yin dan Yang). Yaitu melemahkan yang kuat dan menguatkan yang lemah. Dari situlah nantinya akan muncul beberapa jenis manipulasi jarum, yaitu arah putaran, lama penusukan, dan kuat lemahnya arus listrik yang diberikan.

Bila dalam kedokteran konvensional, kita mengenal sistem pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan darah, dalam ilmu akupunktur terdapat jalur-jalur meridian yang berisi energi (Qi). Jalur meridian ini juga akan merentang dari ujung kepala hingga ujung kaki, mewakili tiap organ tubuh manusia.

Fungsinya adalah untuk mengalirkan rangsangan yang diterima titik akupunktur hingga sampai ke organ target. Sepanjang jalur meridian ini, terdapat titik-titik akupunktur yang bervariasi jumlahnya, dari 7 titik hingga puluhan, tergantung dari organ yang diwakilinya. Jumlah titik akukpunktur di tubuh manusia sebanyak 365 buah.

Titik akupunktur adalah daerah seluas 0,5 mm hingga lebih kurang 1cm, yang memiliki kepadatan syaraf dan tekanan listrik yang berbeda dengan jaringan sekitarnya. Bila dilakukan perangsangan pada titik-titik tersebut, maka akan memberi efek tertentu yaitu melemahkan atau memperkuat sistem organ tubuh yang dipilih.

Efek penusukan jarum dapat hanya di sekitar lokasi penusukan, maupun hingga lokasi yang sangat jauh, melalui sistem meridian dan persyarafan. Perangsangan titik akupunktur menggunakan jarum khusus. Disarankan jarum harus bersih dan steril, sehingga tidak menyebabkan efek samping infeksi atau penularan penyakit.

Jarum yang digunakan pada terapi akupunktur yakni jarum halus yang terbuat dari berbagai logam, seperti perak, tembaga atau emas.

Efek samping akupunktur:

Walaupun dilakukan dengan hati-hati dan peralatan yang steril, akupunktur memiliki beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi, seperti: - Nyeri di tempat penusukan - Perdarahan - Infeksi (dapat dicegah dengan pemakain jarum sekali pakai yang steril.

Indikasi dan kontraindikasi akupunktur

Indikasi:

- Kelainan fungsional, seperti asma, alerg.

- Kelainan syaraf.

- Terapi nyeri.

- Penyalahgunaan atau ketergantungan obat.

- Penyakit metabolik, seperti diabetes dan hipertensi.

Akupunktur tidak diindikasikan untuk penyakit yang bersifat anatomis, seperti patah tulang, tumor, kelainan anatomis bawaan, dan sebagainya.untuk penyakit-penyakit tersebut, akupunktur hanya bersifat membantu mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan.

Kontraindikasi:

- Keadaan darurat medik.

- Tumor ganas/kanker.

- Gangguan pembekuan darah.

- Kasus bedah.

Dengan semakin dikenalnya teknik akupunktur di dunia medis, kini berkembang pula cabang akupunktur kecantikan. Akupunktur estetika medis bekerja dengan jalan melancarkan peredaran darah dan energi, serta merangsang produksi kolagen, sehingga akan mengurangi keriput, mencerahkan kulit wajah dan mengencangkan kulit wajah.

Bukan itu saja, akupunktur juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi kegemukan/ obesitas, menghilangkan kantong mata/ lingkaran hitam di bawah mata, jerawat, gejala menopause dan sebagainya.

Bukan hanya orang dewasa yang dapat diterapi dengan akupunktur. Anak-anak dengan penyakit kronik juga dapat merasakan manfaat terapi ini.

Sama halnya dengan akupunktur pada dewasa, terapi akupunktur pada anak juga dapat digunakan pada terapi penyakit alergi, asma, daya tahan tubuh yang rendah, atau penyakit bawaan seperti autis dan serebral palsy.

Untuk memberikan kenyamana pada anak-anak, metodenya diganti menjadi laserpuncture, yaitu perangsangan titik akupunktur menggunakan sinar laser. Cara ini sangat aman, dan tidak menimbulkan nyeri. Namun, bagi beberapa anak yang telah cukup besar, penggunaan jarum akupunktur tetap dapat digunakan.

Nah, bagi anda yang berminat melakukan terapi akupunktur, silahkan mendatangi dokter ahli akupunktur yang berlisensi resmi di kota anda, atau di pusat terapi dan pendidikan akupunktur. Hal ini tentu saja demi menghindari segala efek samping yang mungkin terjadi.
,

Tuesday, June 3, 2014

Inilah Jadwal Imunisasi Terbaru 2014 Sesuai Rekomendasi IDAI

BAGIKAN TULISAN INI:

Moms, bagi yang masih bingung tentang jenis imunisasi dan jadwalnya, berikut tabel jadwal imunisasi anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2014.

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014



, ,

Saturday, May 31, 2014

Mengetahui Ciri TB Paru Pada Anak Dan Pengobatannya

BAGIKAN TULISAN INI:

Awas! TB Paru Mengintai Buah Hati Kita.  

Apa itu TB paru?

Moms pasti sudah sering mendengar tentang penyakit TBC, bukan? Indonesia merupakan Negara ke 4 dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia. Dan setiap 20 detik 1 orang di dunia meninggal akibat penyakit ini.

TB diperkirakan telah ada sejak 600 tahun sebelum masehi, namun penyebabnya yaitu Micobacterium tuberculosis baru ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882. TBC atau TB (Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberculosis.

Penyakit TB memang paling sering menyerang organ paru (sekitar 95%), namun sebenarnya dia dapat menyerang organ tubuh mana saja pada manusia. Pasti sudah pernah mendengar juga TB tulang, TB kelenjar, TB kulit dan lainnya kaann??

Nah, bakteri ini juga bisa menyerang anak-anak loh. Jadi bukan orang dewasa, orang tua atau orang yang sering merokok saja yang rentan terhadap penyakit ini. Anak yang memiliki ketahanan tubuh rendah juga dapat tertular dan menderita TB, seperti anak yang mengalami gizi buruk, anak dengan HIV/AIDS, dan mereka yang memperoleh obat-obatan yang menurunkan imunitas tubuh dan sebagainya.  

Anak dapat dicurigai menderita TB bila:

1. Memiliki kontak yang erat dengan penderita TB. Maksudnya, bila ada penderita TB yang tinggal serumah dengannya, misalnya kakek, nenek, atau orang tuanya, maka anak akan memiliki resiko tinggi untuk tertular TB.

2. Adanya reaksi kemerahan saat penyuntikan imunisasi BCG. Imunisasi BCG adalah imunisasi untuk mencegah penyakit TB. Biasanya diberikan saat bayi berusia 2-3 bulan.

Bila sesaat setelah pemberian imunisasi ini, daerah sekitar suntikan mengalami kemerahan yang luas, maka kemungkinan si kecil telah terinfeksi oleh kuman ini, bisa ditularkan oleh orang tuanya (ibu atau orang dewasa lain yang berkontak erat dengannya).

3. Adanya gejala umum TB.

Gejala TB:

Perlu diketahui, Moms, gejala penyakit TB pada anak dan dewasa tidak sama. Beberapa gejala yang tampak pada penderita dewasa belum tentu juga akan dialami anak yang menderita TB, demikian juga sebaliknya.

Agak sulit menemukan penderita TB pada anak, karena gejala yang ditimbulkannya tampak tidak terlalu spesifik, hampir menyerupai penyakit lain, bahkan seringkali diabaikan. Selain itu juga karena masyarakat masih banyak yang kurang mendapatkan informasi mengenai TB anak.  

Berikut beberapa gambaran gejala umum TB pada anak:

1. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, dan tidak mengalami kenaikan setelah dilakukan penanganan gizi yang baik oleh petugas kesehatan.

2. Tidak nafsu makan.

3. Gagal tumbuh, atau berat badan tidak naik dengan cukup.

4. Demam lama atau berulang tanpa sebab.

5. Berkeringat malam hari.

6. Terdapat benjolan/ pembesaran kelenjar di bawah kulit yang tidak terasa nyeri.

7. Nyeri dada.

8. Diare berulang.

9. Pada anak, kuman TB dapat menyerang lapisan pembungkus otak (menings) dan menyebabkan meningitis TB (radang selaput otak akibat TB), memberikan gejala demam tinggi, penurunan kesadaran dan kejang.

10. Batuk lama dan atau batuk disertai darah, yang biasanya menjadi ciri/tanda TB pada penderita dewasa, bukan merupakan tanda khas pada TB anak. TB pada anak dapat terjadi meskipun si anak tidak mengalami batuk.  

Penularan TB:

Penularan penyakit TB melalui udara, bisa terjadi saat seorang penderita batuk, bersin atau meludah.

Pada anak, biasanya akan tertular oleh penderita dewasa yang ada disekitarnya. Sekitar 30-50% anak yang kontak dengan penderita Tb dewasa akan memberikan hasil tes Mantoux/ uji Tuberkulin positif. Penderita anak tidak dapat menularkan penyakit ini ke orang lain.  

Pemeriksaan dan diagnosa TB:

Untuk memastikan apakah anak terserang TB, selain dengan wawancara dan pemeriksaan klinis oleh dokter, juga perlu dilakukan pemeriksaan tambahan/ penunjang, seperti:

1. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak dan cairan otak). Untuk bayi dan anak kecil, pemeriksaan dahak dapat dilewatkan, karena mereka belum dapat mengeluarkan dahak dengan benar.

2. Tes Mantoux. Merupakan cara yang memiliki sensitifitas yang cukup tinggi untuk mendiagnosis TB. Cara melakukan tes ini yaitu dengan menyuntikkan protein yang berasal dari kuman TB sebanyak 0,1 ml menggunakan jarum kecil, di bawah lapisan kulit lengan bawah sebelah kiri.

Reaksi yang muncul setelah 48-72 jam adalah berupa benjolan dan warna kemerahan pada daerah sekitar suntikan. Bila diameter benjolan/ indurasi yang terjadi lebih dari 10 mm maka dinyatakan positif terinfeksi kuman TB 3. Foto Rontgen dada  

Pengobatan TB:

Bila seorang anak telah didiagnosis menderita TB, maka dia akan mendapatkan pengobatan rutin yang harus diminumnya setiap hari selama 6 bulan. Sebaiknya jangan memberhentikan obat atas inisiatif sendiri, ya Moms, walaupun keadaan si kecil sudah membaik.

Obat yang dihentikan tanpa instruksi dari dokter, justru akan membuat kuman menjadi lebih kebal terhadap obat tersebut, dan membuat penanganan terapi si anak menjadi lebih sulit. Orang tua dan anggota keluarga yang lain, seharusnya membantu mengawasi kepatuhan anak minum obat.

Selain itu, perbaikan gizi juga harus diperhatikan. Berikan makanan bergizi seimbang. Karena status gizi yang baik akan membantu tubuh anak untuk memperbaiki sistem imunnya melawan kuman TB.

Istirahat yang cukup, menjauhkan anak dari paparan asap rokok dan kebersihan lingkungan juga diperlukan dalam proses penyembuhan.  

Pencegahan TB:

Walaupun penyakit TB mudah menular, terdapat beberapa tindakan yang dapat Moms lakukan untuk menjaga kesehatan anak dan mencegahnya tertular penyakit ini.

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya:

1. Menjaga pola hidup sehat, seperti memberikan makanan sehat dan bergizi, serta olah raga yang teratur.

2. Terapkan konsep rumah sehat. Rumah yang sehat yaitu rumah yang memiliki jendela yang dapat dibuka untuk sirkulasi/ pertukaran udara. Buka jendela terutama saat pagi hari, agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.

3. Bila ada anggota keluarga yang menderita TB dan sedang manjalani pengobatan rutin, jauhkan anak anda, dan tidurkan terpisah dengan penderita, terutama di saat 2 minggu pertama pengobatan.

4. Tidak meludah di sembarang tempat (untuk penderita TB).

5. Bila ada salah satu anggota keluarga yang menderita TB, segera dapatkan pengobatan rutin Tb yang terdapat di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat, agar tidak menular ke anak anda.

Semakin cepat kita mendeteksi penderita TB, maka akan semakin baik kesempatannya untuk sembuh, dan mengurangi penyebaran penyakit ini ke orang lain. Deteksi. Obati. Stop TB!


Tuesday, May 20, 2014

Cinta Monumental

BAGIKAN TULISAN INI:


Assalamualaikum, sayang...

Selamat datang di dunia, anakku. Selamat menghirup udara bumi tempatmu bertumbuh. Ramaikan dunia dan hati kami dengan riuh tawamu..

#MomenCinta ini direkam beberapa jam setelah kelahiran Muhammad Wahyu Ajiputra.

Tatapan cinta sang ayah menyambut putra pertamanya adalah saat monumental yang tiada akan pernah lekang oleh waktu..

Dekapan pertama yang disertai jutaan harapan dan doa.


Foto ini diikutsertakan dalam lomba blog Cimoners.


Saturday, April 19, 2014

Sudah Gede Kok Masih Ngompol?

BAGIKAN TULISAN INI:

Mengompol memang lumrah pada bayi dan anak yang lebih kecil, ya Moms. Tapi normalkah bila sudah umur 6 tahun anak anda masih mengompol?

Ternyata 75% kebiasaan mengompol (enuresis) berasal dari faktor keluarga. Anak laki-laki lebih sering dan lebih lama dalam fase mengompol daripada anak perempuan.

Biasanya kebiasaan mengompol akan hilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia, karena telah matangnya fungsi anatomis tubuh si kecil atau karena faktor tuntutan lingkungan dan dia malu dengan teman sebayanya.

Namun, ada beberapa kasus yang terus mengalami masalah kebiasaan mengompol ini hingga beberapa tahun kemudian.  

Pada dasarnya, mengompol di bagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Enuresis primer, berlangsung sejak dini/ bayi, si kecil terus menerus kencing di malam hari.

2. Enuresis sekunder, si kecil pernah berhenti mengalami enuresis primer selama beberapa waktu (minimal 6 bulan), namun karena faktor penyebab lain sehingga mengalami enuresis/ mengompol lagi.  

Penyebab mengompol/ enuresis:

Memang sebagian besar kasus mengompol hanyalah merupakan kebiasaan si kecil, namun ada beberapa kasus yang disebabkan oleh penyakit yang lebih serius.

1. Enuresis primer: biasanya tidak ada masalah kesehatan yang mendasarinya. Murni didasarkan karena belum matangnya kemampuan otot saluran kencing untuk mengendalikan proses berkemih.

2. Enuresis sekunder: dapat disebabkan oleh berbagai sebab: - seperti infeksi - volume air kencing yang berlebih - tidur yang terlalu nyenyak - masalah gangguan tidur - gangguan saraf - gangguan mental/ psikis, ketakutan, kekhawatiran atau ketidaknyamanan di sekolah atau lingkungannya.

Berada dalam lingkungan baru, atau akan memiliki adik. Sering mendapatkan kekerasan fisik maupun mental. Kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan sebagainya - penyakit lain seperti Diabetes Mellitus - gangguan hormon ADH - atau susah buang air besar.

Penanganan.

Untuk menangani anak yang mengompol diperlukan ekstra kesabaran dan kasih sayang. Cobalah menghindari untuk menilai atau memberinya label karena kebiasaannya. Seperti: “Ih, Si A tukang ngompol.”

Membandingkan dia dengan teman atau saudaranya yang lain juga kurang bijaksana, Moms. Hal itu justru akan menurunkan kepercayaan dirinya dan membuatnya tidak nyaman. Bukannya menghilangkan kebiasaannya ngompol, justru akan memperparahnya.

 Penanganan enuresis dapat dilakukan dengan:

1. Non obat. Pemberian motivasi, toilet training, latihan menahan kencing (bladder training exercise), terapi dengan menggunakan alarm, terapi psikis, atau terapi hipnotis.

 2. Obat. Pemberian obat enuresis hanya bisa diresepkan oleh dokter atas indikasi/ penyebab tertentu, dan bila terapi non-obat tidak memberikan hasil optimal. Untuk mengobati anak yang mengompol, jelas kita harus tahu lebih dulu apa yang menyebabkannya, Moms, sehingga si kecil menerima terapi yang tepat. Penanganan yang tepat tentu saja akan meningkatkan kualitas diri si kecil saat dia dewasa kelak.

Friday, April 18, 2014

Tanda Dan Cara Mengatasi Anak Susah Buang Air Besar

BAGIKAN TULISAN INI:

Anak anda sering mengalami susah buang air besar, Moms?? Apa penyebab sembelit, apa saja tandanya, dan bagaimana mengatasinya?

Apa sih sembelit?

Sembelit, susah BAB atau konstipasi memang sering terjadi pada anak-anak. Terjadi karena kurangnya kadar air dalam kotorannya, sehingga kotoran akan menjadi lebih kering dan sulit dikeluarkan.

Dikatakan sembelit apabila frekuensi bab kurang dari 3x dalam seminggu, atau konsistensi feses keras, sulit mengeluarkan kotoran dan atau anak mengejan selama lebih dari 10 menit tanpa dapat mengeluarkan feses.

Makanan yang telah diproses dalam lambung dan usus kecil akan terus masuk ke dalam usus besar. Di dalam usus besar atau kolon ini, sisa makanan akan mengalami penyerapan ulang zat gizi, vitamin dan air.

Bila makanan yang masuk kurang kandungan air, anak kurang minum atau kurang makanan berserat, air yang tersisa sangat sedikit untuk diserap oleh kolon. Akibatnya, feses/ kotoran menjadi terlalu kering sehingga sulit saat akan dikeluarkan.

Gejala sembelit:

1. Frekuensi buang air besar menjadi lebih jarang. Bisa hanya 1 atau 2x dalam seminggu.

2. Rasa sakit atau tidak nyaman di perut yang akan hilang setelah BAB.

3. Kadang terdapat darah pada kotoran/feses.

4. Kotoran/ feses bulat-bulat kecil seperti kotoran kambing.

5. Akan akan mengejan lama dan disertai rewel akibat rasa nyeri di daerah anus.

Penyebab:

1. Pola makan yang kurang sehat. kurang serat, buah atau kurang cairan dapat membuat si kecil mengalami sembelit. Bila anda (ayah/ibu) juga mengalami sembelit, berarti ada kesalahan pola makan dalam keluarga. Memperbaiki pola makan akan sangat membantu

2. Si kecil terbiasa menahan keinginan BAB atau BAB tidak teratur.

3. Bila pada bayi, bisa jadi karena konsumsi sufor.

4. Bila terjadi sejak si kecil baru lahir, bisa juga disebabkan karena penyakit lain seperti Hischsprung (kelainan bawaan, yaitu kurangnya serabut saraf pada usus besar yang menyebabkan usus besar kurang bergerak).

5. Anak yang kurang aktif. Anak yang kegiatannya hanya duduk menonton atau bermain game lebih rentan terkena sembelit dibanding anak yang aktif motoriknya.

6. Konsumsi obat-obatan.

Penanganan:

1. Bila sembelit yang dialami si kecil berasal dari kebiasaan kurang baik dalam keluarga, sebaiknya segera ubah pola hidup anda sekeluarga menjadi pola hidup sehat dengan banyak makan sayur, buah, olahraga teratur dan sebagainya.

2. Ajak si kecil untuk aktif bergerak dengan bermain bersama keluarga atau temannya.

3. Pada bayi, berikan hanya ASI pada 6 bulan pertama.

4. Bila bayi anda telah mengkonsumsi MP ASI, masukkan sayur dan buah dalam pilihan menunya.

5. Minta si kecil untuk minum air putih lebih banyak.

6. Buat makan buah dan sayur menjadi kegiatan yang menyenangkan. Seperti mengolahnya menjadi makanan yang berbentuk lucu, membuatnya menjadi jus, agar-agar dan lainnya.

7. Berhenti mengkonsumsi makanan olahan dan kurangi makanan yang diproses melalui proses penggorengan.

8. Perbaiki pola BAB. Latih anak untuk BAB secara rutin setiap hari, agar kotoran tidak terlalu lama berada dalam kolon dan mengalami proses penyerapan air.

Makin lama feses berada dalam kolon, maka makin banyak air yang diserap, sehingga makin kering kotorannya, yang membuatnya makin sulit dikeluarkan.

9. Bila perlu, pada bayi yang hanya mengkonsumsi sufor, konsultasilah pada dokter spesialis anak anda tentang kemungkinan mengganti susunya.


, ,

Cara Efektif Mengajarkan Toilet Training Pada Anak

BAGIKAN TULISAN INI:

Untuk mencegah si kecil mengalami kebiasaan mengompol yang berkepanjangan, beberapa Moms mengajarkan toilet training sejak dini pada anaknya. Ada yang mulai sejak umur 1 tahun, 6 bulan, bahkan 2 bulan!!

Pentingkah toilet training?

Tentu saja Moms. Disarankan dilakukan saat anak berusia lebih kurang 1 tahun. Beberapa ahli menyarankan antara 18 bulan-24 bulan (1,6 tahun hingga 2 tahun).

Saat dia sudah mulai mengenali sensasi ingin kencing dan ingin pup/ BAB. Jangan terlambat untuk dilatih ya Moms, karena bila dilakukan lebih lambat, dikhawatirkan akan lebih sulit untuk mengubah kebiasaan dan perilaku anak.  

Sebelum mengajarkan anak toilet training, perhatikan beberapa tanda bahwa anak anda siap untuk menjalani toilet training, yaitu:

1. Sudah mampu untuk duduk dalam jangka waktu tertentu.

2. Tertarik memperhatikan anda menggunakan toilet.

3. Sudah mengerti perintah sederhana.

4. Popoknya kering selama lebih dari 2 jam.

5. Dapat mengatakan pada anda atau memberi tanda khusus sebelum dia kencing atau pup.

6. Mulai tidak nyaman menggunakan popoknya saat basah.

Bagaimana cara mengajarkan toilet training yang efektif?

Berikut beberapa cara yang mungkin dapat membantu (Moms dapat menambahkan atau mengurangi disesuaikan dengan pengalaman, kebiasaan yang berlaku dalam keluarga anda).

 1. Untuk mengajarkan toilet training, dibutuhkan kesabaran ekstra. Latihan ini membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

2. Pertama kali, ajarkan dulu kata-kata yang Moms ingin dia gunakan untuk memberitahukan pada anda, apakah pipis, kencing, bab, pup dan lainnya.

3. Jelaskan dulu fungsi dari toilet dengan bahasa sederhana. Misalnya saat anda membuang kotorannya di popoknya ke dalam wc.

4. Batasi penggunaan diapers. Diapers akan menyulitkan anak untuk berlatih toilet karena dia terlanjur merasa nyaman, si kecil juga akan sulit membedakan konsep basah-kering yang menjadi dasar toilet training.

5. Jangan paksa si kecil untuk langsung menggunakan pispot atau toilet khususnya. Bila dia sudah bisa memberitahu anda bahwa dia ingin kencing atau pup, ajak saja dia untuk masuk kamar mandi dan melakukannya di dalam kamar mandi, walaupun belum diatas wc.

6. Jangan terlalu lama mendudukkan anak di wc. Maksimal 5 menit. Terlalu lama akan membuat si kecil menjadi tidak nyaman, yang justru akan menyulitkan proses belajarnya. Perhatikan tanda saat dia membutuhkan untuk pergi ke wc, dan bawa dia segera sebelum pup atau kencingnya keluar.

7. Berikan makanan yang cukup mengandung serat, agar dia tidak mengalami konstipasi. Konstipasi akan memberikan pengalaman traumatis bagi anak.

 8. Tanyakan pada anak setiap beberapa jam sekali apakah dia ingin kencing. 2-3 jam sejak kencing terakhir (atau tergantung dari usia anak) adalah waktu yang ideal untuk bertanya. Makin besar anak, jaraknya dapat semakin jauh. Jangan terlalu sering agar dia tidak merasa terlalu ditekan.

9. Bila dia sudah mulai terbiasa menggunakan toiletnya, biasakan dia untuk duduk disitu saat bangun tidur di pagi hari, setelah makan atau sebelum tidur. Untuk membantunya membiasakan diri buang air besar dan kecil secara teratur.

10. Beri pujian bila dia berhasil pup dan kencing dengan baik di toilet.

11. Jangan terlalu panik atau memarahinya bila dia kembali mengompol atau pup di tempat yang tidak seharusnya. Bersihkan saja dan tetap ajak dia ke wc secara teratur.

Semoga sukses dengan toilet trainingnya, ya Moms..


,

Thursday, March 6, 2014

Mengenali Gejala Asma Pada Anak Dan Cara Mencegahnya

BAGIKAN TULISAN INI:

Asma disebut pula mengi atau sesak nafas.

Asma adalah penyakit yang menyebabkan penyempitan saluran nafas (bronchus) di paru-paru. Penyempitan tersebut terjadi karena adanya proses pembengkakan dan peradangan serta produksi lendir yang berlebihan akibat faktor pencetus.

Karena jalan udara yang dilewati menyempit, maka udara akan lebih sulit lewat di saluran tersebut dan menimbulkan bunyi dengan frekuensi tinggi (ngiikk..ngiik..) dan anak menjadi sulit bernafas.

Oleh karena itu, asma sering pula disebut sebagai mengi. 1 dari 4 anak dapat mengalami asma semasa kecilnya. Asma sering berkaitan dengan adanya riwayat alergi dalam keluarga.

Gejala asma.

Secara umum, asma memberikan gejala seperti:

- Batuk.

- Suara frekuensi tinggi saat menghembuskan nafas.

- Tarikan dinding dada atau bagian bawah leher.

- Batuk lebih sering saat malam hari, cuaca dingin.

- Dapat dipicu oleh aktifitas fisik yang terlalu berat.

- Kesulitan bernafas.

- Anak menunjukkan posisi tubuh tertentu, seperti membungkuk atau posisi tripod.  

Apa sih penyebab Asma?

Asma biasanya berhubungan dengan riwayat alergi, Moms. Orang tua yang mengidap alergi akan memiliki anak yang resiko terkena asma lebih tinggi daripada anak lainnya.

Penyakit ini dapat dipicu oleh beberapa keadaan seperti:

- Lingkungan berdebu.

- Cuaca dingin.

- Flu.

- Bulu binatang peliharaan.

- Makanan tertentu.

- Paparan asap rokok dan asap kendaraan.

- Atau kegiatan fisik yang berlebihan.  

Penanganan Asma:

Asma dapat diatasi dengan 2 macam cara pengobatan:

1. Pereda serangan (reliever). Berfungsi saat serangan sedang terjadi. Biasanya berbentuk obat inhalasi (dihirup).

2. Pencegah serangan (controller). Untuk mencegah terjadinya serangan. Obat yang tersedia biasanya dalam bentuk pil atau inhaler.

Bila si kecil memiliki resiko terkena asma, sebaiknya lakukan tindakan pencegahan sebelum terkena serangan.  

Langkah pencegahan dapat berupa:

1. Hindari pencetus utama asma.

2. Jauhkan si kecil dari debu atau asap rokok.

3. Berikan makanan yang sehat dan alami.

4. Hindari makanan pencetus asma, seperti makanan yang berasal dari produk susu, kacang-kacangan, makanan laut, telur atau makanan pencetus alergi lain.

5. Sebaiknya tidak memelihara hewan piaraan yang berbulu panjang, seperti anjing atau kucing.

6. Biasakan untuk berolahraga secara rutin.

Wednesday, March 5, 2014

Apakah Betul, Penggunaan Baby Walker Pada Bayi Berbahaya?

BAGIKAN TULISAN INI:

Adakah ibu-ibu disini yang menggunakan baby walker untuk anaknya?

Baby walker atau alat bantu jalan bagi bayi yang baru belajar jalan memang sangat popular dikalangan para orang tua. Karena selain praktis untuk belajar jalan, alat ini juga bisa digunakan agar ibu/ orang tua dapat mengerjakan kegiatan lain selagi si bayi berada dalam baby walkernya. Jadi baby walker juga dijadiakan sebagai baby sitter. Naahh..hayoo ngakuuu…;)

Bentuknya yang kian beragam, dari yang sederhana hingga kompleks (dengan banyak tambahan mainan dan aksesori) semakin membuat para mommy keranjingan untuk membeli baby walker, untuk sekedar lucu-lucuan atau bahkan gengsi.

Tapi, benarkah baby walker aman bagi bayi?

Asosiasi Dokter Amerika, American Academy of Pediatrics telah melarang penggunaan baby walker bagi bayi, karena banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi akibat alat ini.

Di Amerika, setidaknya terdapat 14.000 kasus kecelakaan anak hingga perlu dirawat di RS.

Kecelakaan yang dapat terjadi pada anak, seperti:

- Menggelinding di tangga, yang mengakibatkan patah tulang atau cedera kepala.

- Karena bayi menjadi lebih tinggi dandapat di sangga oleh baby walker, dia dapat meraih benda-benda berbahaya yang letaknya lebih tinggi dari dirinya, seperti menjangkau air panas di atas meja, gunting, pisau, dan lainnya.

- Resiko tenggelam jika bayi yang menggunakan baby walker tercebur ke kolam renang.

- Terjepitnya anggota tubuh, seperti tangan atau kakinya saat berjalan atau melewati pintu.

Selain karena tingginya angka kecelakaan akibat baby walker, alat ini ternyata juga tidak terlalu efektif untuk membantu bayi belajar berjalan, loh Moms.

Hal ini karena:

- Penelitian pada bayi usia 6-15 bulan yang menggunakan baby walker, menunjukkan bahwa anak akan cenderung lebih lambat duduk, merangkak, dan berjalan daripada bayi yang tidak memakai baby walker.

- Baby walker hanya menstimulasi sebagian otot motorik, yaitu otot betis. Padahal untuk dapat lancar berjalan, bayi membutuhkan kekuatan otot paha dan otot pinggul, yang justru tidak berkembang karena selalu bertopang pada baby walker.

- Bayi akan merasa sangat nyaman. Bahkan terlalu nyaman, sehingga bayi akan malas mencoba untuk belajar jalan.

- Menghilangkan kesempatan bayi merangkak. Padahal merangkak memiliki gerakan kompleks yang merangsang pertumbuhan otak bayi.

Jadi, bagaimana melatih anak belajar berjalan yang aman?

1. Sepertinya cara kuno layaknya orang tua kita dulu masih tetap terbukti manjur. Memegang kedua tangannya dan mengajaknya berjalan perlahan-lahan. Cara ini juga dapat meningkatkan meningkatkan bonding ibu dan anak. Melelahkan ya? Tapi itulah cara yang terbaik.

2. Ajak si kecil berolahraga yang membuat seluruh otot dalam tubuhnya bergerak, seperti berenang. Dengan melatih otot-otot dalam tubuhnya, si kecil akan belajar berjalan lebih baik.

3. Latih si kecil tanpa menggunakan alas kaki. Supaya jari-jarinya terlatih untuk lebih terkoordinasi. Syaratnya: lakukan di tempat yang bersih dan aman dari benda yang dapat melukai kakinya.




Thursday, February 20, 2014

Milestone Tumbuh Kembang Anak, Umur 1-5 Tahun

BAGIKAN TULISAN INI:

Tumbuh kembang merupakan konsep yang berkesinambungan/ terus menerus, dari sejak konsepsi hingga dewasa.

Proses ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang baik akan mendukung faktor genetik, sebaliknya, lingkungan yang buruk justru akan menghambat faktor genetik.

Berikut, adalah milestone anak usia 1-5 tahun, yang mencakup kemampuan sosial, bahasa, gerak kasar dan gerak halusnya.

Usia 12-18 bulan (1 tahun sampai 1 tahun 6 bulan) :

- Berjalan dan mengeksplorasi rumah.

- Menyusun 2-3 balok kecil.

- Dapat mengatakan 5-10 kata.

- Mulai menampakkan rasa cemburu dan persaingan.

- Suka menirukan orang dewasa.

Usia 18-24 bulan (1 tahun 6 bulan sampai 2 tahun) :

- Naik turun tangga.

- Menyusun 6 balok.

- Dapat menunjuk mata dan hidungnya.

- Dapat menyusun kalimat yang terdiri dari 2 kata.

- Belajar makan sendiri.

- Dapat minum dari gelas.

- Dapat menggambar garis di kertas.

- Dapat menunjuk anggota tubuhnya.

- Mulai belajar mengontrol BAB dan BAK.

- Memperhatikan kegiatan orang dewasa disekitarnya, dan mulai menirukannya.

- Mulai dapat bersosialisasi dengan anak seusianya dan bermain bersama.

Usia 2 sampai 3 tahun :

- Meloncat, memanjat, melompat dengan 1 kaki.

- Membuat jembatan dengan 3 kotak.

- Mampu menyusun kalimat.

- Dapat menggunakan kalimat tanya.

- Menggambar lingkaran.

Usia 3-4 tahun :

- Berani/dapat berjalan sendiri kerumah tetangga sekitar.

- Bisa memakai dan melepas pakaian sendiri.

- Membuat garis silang.

- Bisa menggambar orang, walaupun hanya bagian kepala dan badan.

- Mengenal 2-3 warna.

- Dapat mengelompokkan benda sesuai dengan bentuk dan warnanya.

- Bicara dengan baik.

- Dapat menyebut nama, jenis kelamin dan umurnya.

- Banyak bertanya.

- Bertanya bagaimana anak dilahirkan.

- Mengenal konsep atas-bawah, depan-belakang.

- Suka mendengarkan cerita.

- Menunjukkan rasa sayang kepada saudaranya.

- Dapat melaksanakan tugas sederhana.

Usia 4-5 tahun :

- Melompat dan menari.

- Dapat menggambar orang yang terdiri dari kepala, badan, lengan.

- Dapat menggambar segi empat dan segi tiga.

- Lancar berbicara.

- Dapat menghitung jari-jarinya.

- Dapat menyebut nama hari dalam seminggu.

- Mendengar dan dapat mengulangi isi cerita.

- Bisa memprotes bila dilarang.

- Mengenal 4 warna.

- Mengenal konsep besar-kecil.

- Dapat mengendarai sepeda roda 3.

- Dapat menghitung objek berjumlah 10 atau lebih Untuk membantu proses tumbuh kembang anak, hendaknya orang tua dapat menstimulasi sendiri anak saat dirumah.

Stimulasi yang dapat anda berikan untuk anak usia 1-5 tahun, yaitu:

- Pengenalan ruang, bentuk, warna, dan persiapan berhitung.

- Mengajarkan tentang sosialisasi, mengenalkan bagaimana bermasyarakat dan mencintai alam sekitar.

- Mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman dengan cara bermain bebas dan bercerita.

- Menyanyi bersama.

- Menggambar.

- Sering mengajak anak bercakap-cakap.

- Bermain musik/mengajarkan alat musik.

- Mengenalkan beberapa tugas sederhana.

- Mengenalkan nilai-nilai social, kesopanan.

- Menagajarkan aktifitas sehari-hari, seperti makan, mandi, dll.


, ,

Wednesday, February 19, 2014

Milestone Tumbuh Kembang Bayi Usia 0 Sampai 12 bulan

BAGIKAN TULISAN INI:

Milestone adalah tingkat perkembangan bayi-balita yang harus dicapai oleh anak pada umur tertentu. Dengan mengetahui milestone bayi-anak, maka orang tua dapat memantau apakah perkembangan anaknya dalam batas normal ataukah terlambat dan perlu stimulasi lebih lanjut.

Deteksi dini dan intervensi sedini mungkin sangat diperlukan, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal. Karena kelainan sekecil apapun, apabila tidak secepatnya ditangani dengan baik akan mengurangi kualitasnya di kemudian hari.

Stimulasi yang diperlukan oleh anak bukan hanya berasal dari orang tuanya saja, namun lingkungan sosial sekitarnya juga harus mendukung.

Terdapat 4 parameter perkembangan yang dipakai untuk menilai perkembangan anak balita, yaitu:

1. Personal social (kepribadaian/ tingkah laku sosial). Berhubungan dengan kemandirian anak, sosialisasi dan interaksi dengan orang lain dan lingkungannya.

2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus). Berhubungan dengan kemampuan anak mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, gerakan yang memerlukan koordinasi yang cermat. Seperti kemampuan menggambar, memegang benda, dll

3. Language (bahasa). Kemampuan bayi/ anak untuk merespon suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Gross motor (gerakan motorik kasar). Berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Berikut milestone yang dapat bunda amati pada bayi/anak pada umur tertentu: Lahir- 3 bulan:

- Belajar mengangkat kepala - Mengikuti objek dengan matanya.

- Melihat wajah orang lain dengan tersenyum.

- Bereaksi terhadap bunyi.

- Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.

- Dapat menahan barang yang sedang digenggamnya.

- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan ocehan.

Usia 3-6 bulan:

- Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan.

- Dapat meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

- Memasukkan segala benda dalam mulutnya.

- Tertawa dan menjerit gembira saat merasa senang.

- Mulai mencari benda-benda yang hilang dari pandangannya.


Usia 6- 9 bulan:

- Dapat duduk tanpa dibantu.

- Dapat tengkurap dan berbalik sendiri.

- Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.

- Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.

- Dapat memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk.

- Mengenal wajah anggota keluarga dan mulai merasa takut dengan orang asing.

- Dapat bertepuk tangan dan bermain ciluk-ba.

- Dapat makan biscuit sendiri.

Usia 9-12 bulan:

- Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.

- Dapat berjalan dengan dibantu.

- Menirukan suara.

- Mengulangi bunyi yang didengarnya.

- Dapat berbicara 1 atau 2 kata.

- Mengerti perintah sederhana dan larangan.

- Mulai mengeksplorasi sekitarnya.

- Dapat menunjuk benda.

Segera periksakan si kecil ke dokter bila anda mencurigai adanya keterlambatan pada tahapan perkembangan tertentu.

Perlu diperhatikan juga, bahwa perkembangan setiap anak berbeda satu dengan yang lainnya. Jangan terburu-buru untuk memvonis si kecil mengalami keterlambatan perkembangan (asal keterlambatan yang dialaminya tidak jauh menyimpang dari umur seharusnya).

Lebih baik bila membawa anak anda ke dokter untuk di periksa lagi dengan lebih teliti.

Milestone untuk anak 1-5 tahun akan dilanjutkan di postingan berikutnya yaaa…




,

Friday, February 7, 2014

Anak Terlambat Bisa Bicara (Speech Delayed). Kapan Harus Waspada?

BAGIKAN TULISAN INI:

Keterlambatan bicara sering terlambat dideteksi oleh para orang tua, karena dianggap biasa dan akan menyusul teman seumurannya kelak.

Speech delayed/keterlambatan bicara terjadi pada 5-10 % anak usia prasekolah, dan 3 hingga 4 kali lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Terlambat bicara dapat terjadi karena hal-hal yang normal dalam perkembangan atau karena kelainan pada si kecil.

Hal yang normal pada anak yang dianggap sebagai keterlambatan bicara seperti:

1. Jenis kelamin. Anak laki-laki umumnya memiliki kosakata yang lebih sedikit dan biasanya lebih lambat mulai berbicara sekitar 1-2 bulan dari anak perempuan.

Saat umur 16 bulan, perempuan memiliki 50 kata, sedangkan anak laki-laki hanya memiliki sekitar 30 kata saja. Anak perempuan juga kelihatan lebih 'ceriwis' daripada laki-laki. Namun hal ini adalah normal, dan anak laki-laki akan segera mengejar 'ketertinggalannya'.

2. Fokus pada kepandaian yang lain. Anak yang lebih dulu dapat berjalan, biasanya akan lambat berbicara, atau sebaliknya. Jika dia sudah lancar dengan skill-nya, maka akan segera mengejar ketertinggalannya di bidang bahasa.

3. Anak yang lahir prematur, dan atau bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Bayi prematur memiliki kemampuan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya. Namun biasanya pada sekitar umur 2 tahun, dia akan memiliki kemampuan yang sama dengan teman sebayanya.

4. Anak yang diajarkan 2 bahasa atau lebih (bilingual). Biasanya anak akan mengalami 'kelambatan sementara' dalam berbahasa dibandingkan dengan teman seumurannya. Namun, biasanya keadaan mereka akan segera membaik dan mampu menguasai kedua bahasa tersebut sebelum berumur 5 tahun.

Penyebab terlambat bicara dapat beragam, diantaranya:

1. Masalah pada pendengaran.

2. Lingkungan, seperti penelantaran atau kekerasan pada anak.

3. Gangguan neurologi, seperti cerebral palsy, muscular dystrophy atau trauma kepala.

4. Autis.

5. Kelainan anatomi pada mulut, bibir dan atau langit-langit. Kelainan seperti bibir sumbing dapat mengganggu pelafalan kata yang benar.

6. Gangguan intelektual.

7. Malnutrisi/kurang gizi.

8. Masalah mental, seperti depresi atau anak yang mengalami gangguan kecemasan.

Untuk mengetahui gejala terlambat bicara, hendaknya kita tahu dahulu bagaimana tahapan perkembangan berbicara pada anak normal:

1. Bayi 0-6 bulan.

Komunikasi pertama bayi setelah lahir yaitu dengan menangis. Dengan tangisan, bayi menyatakan kebutuhannya, seperti mengantuk, lelah, lapar atau tidak nyaman seperti cuaca yang panas dan popok yang basah.

Saat umurnya 2-3 bulan, bayi mulai merespon suara anda dengan gumamannya seperti ‘aahh’ atau ‘oohh’, dan tangisannya sudah dapat dibedakan sesuai dengan kebutuhannya. Bayi mulai bereksperimen dengan suara-suara yang dihasilkannya, seperti ‘mamama’; ‘babababa’; ‘papapapa’ atau yang disebut babbling.

Pada umur sekian, waspadai bila si kecil anda tidak babbling.

2. Umur 6-12 bulan.

Saat umur 6-9 bulan, bayi mulai mengenal beberapa nama benda dan orang yang berada disekitarnya. Sudah mengerti konsep dasar seperti ‘ya’, ‘tidak’.

Usia 9-12 bulan, dia sudah dapat mengucapkan ‘mama’ dan ‘papa’ dan mengerti artinya (atau sebutan lain yang diajarkan untuk memanggil kedua orang tuanya).

Sudah dapat menggunakan isyarat untuk mengungkapkan keinginannya, seperti menunjuk benda, melambaikan tangan untuk ber-dadah, mengangkat tangan untuk minta digendong. Mengerti beberapa instruksi sederhana seperti ‘ayo kesini’ atau ‘lihat itu’.

Pada usia 12 bulan, bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

Waspadai bila si kecil belum dapat menunjuk benda saat usianya menginjak 1 tahun, atau ekspresi wajah yang kurang pada usia itu.

3. Usia 12-18 bulan.

- Dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti.

- Dapat menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan.

- Dapat mengangguk atau menggelengkan kepala saat menjawab pertanyaan.

- Dapat mengikuti istruksi sederhana, seperti ‘tolong ambilkan itu’ atau ‘tolong tutup pintu’.

- Usia 18 bulan, kosakata yang dapat diucapkannya sekitar 5-50 kata.

Bila saat usia anak 16 bulan dan belum ada kata yang berarti yang bisa diucapkan, anda harus waspada.

4. Usia 18-24 bulan.

- Dapat menggabungkan 2 suku kata yang berarti, seperti ‘saya makan’.

- Hampir setiap hari si kecil memiliki kosakata baru. Dan senang mendengarkan cerita.

- Pada umur 2 tahun, sekitar 50% kata-katanya sudah dapat dimengerti orang lain.

Waspada bila saat umur 2 tahun, si kecil tidak membuat kalimat dengan 2 kata yang dapat dimengerti.

5. Umur 2-3 tahun.

Dapat menyebutkan anggota badan. Bisa menyusun kalimat pendek. Dapat mengerti konsep besar dan kecil. Mulai dapat menggunakan kalimat tanya. Mengenal warna. Dapat bernyanyi.

6. Usia 3-5 tahun.

Sudah dapat menyusun kalimat panjang >4 kata. Dapat menyebutkan nama, alamat, jenis kelamin. Dapat bercerita tentang kejadian sekitar. Dan hampir semua kata yang diucapkannya dapat dimengerti oleh orang lain.

Apabila anak dicurigai mengalami speech delayed, segera periksakan si kecil ke dokter untuk mencari tahu penyebab dan dilakukan rehabilitasi secepatnya.

Makin cepat dilakukan terapi maka kemungkinan untuk dapat mengejar ketertinggalannya juga semakin besar, sehingga tidak akan mengganggu perkembangannya yang lain kelak.

Terapi yang dilakukan pada anak yang mengalami speech delayed bervariasi, tergantung penyebab dan bersifat individu. Artinya, antara satu anak dan anak lain yang sama menderita gangguan ini, penanganannya tidak sama.

Bila anda mencurigai anak anda mengalami keterlambatan bicara, berikut beberapa tips yang dapat anda lakukan:

1. Seringlah mengajak bayi anda berbicara, karena apa yang dia dengar akan sangat berguna saat dia akan belajar bicara nanti

2. Hendaknya merespon saat bayi anda cooing atau babbling

3. Sering mengajak bayi permainan sederhana, seperti cilukba

4. Menyebutkan apa yang sedang anda atau si kecil lakukan, lihat atau rasakan

5. Sering membacakan buku cerita dengan suara keras

6. Menambah/ memperjelas kata-kata yang disebutkan oleh si kecil. Misalnya anak bilang ‘num’, perbaiki kosakatanya dengan mengatakan ‘Minum. Adik mau minum?’

7. Berilah pertanyaan sebanyak mungkin pada si kecil. Dan jawab pertanyaan atau perkataan anak anda

8. Jangan menertawakan bila anak anda menggunakan kata yang salah

9. Biarkan dia bermain denga teman sebayanya yang memiliki kemampuan bahasa lebih baik.




, , ,

Thursday, January 30, 2014

Kejang Pada Anak Akibat Deman, Perlukah Orang Tua Khawatir?

BAGIKAN TULISAN INI:

Kejang adalah gerakan ritmis yang terjadi berulang-ulang, yang menyerang sebagian atau seluruh tubuh, seringkali disertai dengan hilangnya kesadaran si penderita. Kejang terjadi akibat aktifitas sel saraf otak yang tidak normal.

Kejang demam adalah keadaan kejang yang terjadi saat anak sedang mengalami demam (suhu lebih dari 38C). Biasanya terjadi saat anak umur 6 bulan hingga 6 tahun, dan menyerang sekitar 2-4% anak.

Walaupun, tidak menyebabkan kerusakan otak anak, namun kejang sering merupakan pengalaman yang traumatis bagi orang tua.

Gejala kejang demam:

1. Kejang didahului atau bersamaan dengan demam.

2. Kejang demam jarang muncul diatas umur 6 tahun.

3. Kejang yang ditimbulkan adalah kejang demam bentuk tonik klonik dan menyerang seluruh anggota tubuh.

4. Lama kejang antara 3-5 menit.

Yang dilakukan saat anak kejang:

1. Letakkan anak di tempat yang aman. Jauhkan dari benda-benda yang dapat mencederainya.

2. Jangan menahan gerakan tubuh si kecil saat dia kejang.

3. Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya saat dia kejang, seperti minuman, obat, makanan atau sendok untuk menahan lidah. Karena akan membahayakan anak.

4. Segera bawa anak ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.