Monday, March 14, 2016

Cacingan Pada Anak, Bagaimana Gejala dan Penanganannya

BAGIKAN TULISAN INI:

Kecacingan masih merupakan penyakit teratas penyebab kesakitan pada negara kita. Dikarenakanan tingkat higienitas, padatnya penduduk, serta kesadaran penduduknya yang masih rendah mengenai sanitasi yang baik.

Pada anak, infeksi kecacingan dapat berakibat serius ya moms, seperti berkurangnya gizi yang terserap oleh tubuh, hingga menurunnya prestasi belajar anak.

Jenis cacing yang dapat menjadi parasit dalam tubuh manusia dapat bermacam-macam, seperti:

1. Cacing kremi, merupakan jenis kecacingan yanng paling sering menginfeksi anak-anak. ukurannya yang kecil dan halus seperti ampas kelapa dapat tidak terlihat oleh orang tua. Biasanya menyebabkan rasa gatal di anus/ dubur terutama saat malam hari dan membuat anak rewel

2. Cacing gelang. Bentuknya besar, dan panjang seperti cacing tanah. dapat terlihat kasat mata dengan mudah. Hidup dan berkembang biak dalam usus manusia, dan bertahan hidup dengan menghisap sari makanan anak, sehingga anak dapat menderita kurang gizi parah dan gangguan organ lain.

3. Cacing pita. Juga dapat ditemukan pada hewan seperti babi dan sapi. berbentuk panjang dengan badan yang agak pipih. seluruh organ tubuh dapat terinfeksi cacing ini, seperti jantung, otak, mata, dan lainnya.
Penularannya melalui makanan yang terkontaminasi oleh telur cacing atau melalui tanah yang terkontaminasi kotoran manusia/ hewan yang mengandung telur/ larva cacing.

Penularannya.

Cara penularan yang paling sering yaitu melalui makanan yang terkontaminasi dengan telur atau larva cacing. Telur/ larva tersebut dapat menempel di pakaian, atau badan anak saat bermain. bila menempel di pakaian, telur cacing dapat bertahan hingga beberapa hari sampai 1 minggu.


Gejala kecacingan pada anak.

Walaupun gejala kecacingan dapat tidak khas dan harus melalui pemeriksaan tambahan lain untuk mengkonfirmasikannya, namun berikut beberapa gejala kecacingan yang dapat muncul pada penderita:

1. lesu dan lemah, dapat diakibatkan kurangnya darah, karena darah terus dihisap oleh cacing yang berada dalam tubuh anak.

2. berat badan anak rendah atau tidak sesuai umur. Akibat sari makanan yang masuk justru dihisap ole cacing, sehingga proses tumbuh kembang anak menjadi terganggu.

3. nyeri perut hingga diare.

4. anak rewel saat malam hari.

Pengobatan.

Pemberian obat cacing yang sesuai dengan resep dokter akan mempercepat penyembuhan anak. Sebaiknya pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya ditemukan infeksi cacing, maka seluruh anggota keluarga juga harus diberikan terapi.

Pencegahan.

Ajarkan anak pola hidup bersih dan sehat, dengan rajin mencuci tangan setelah bermain atau akan memegang makanan, memotong kuku secara teratur, dan mandi dengan air bersih dengan rutin.



,

Mengapa Bayi Tidak Mau Menyusu, Apa Yang Moms Dapat Lakukan?

BAGIKAN TULISAN INI:


Beberapa ibu muda mengeluhkan anaknya yang sangat sulit untuk menyusu. Hal ini tentu membuat orang tua menjadi panik dan dapat mengakibatkan gagalnya pemberian ASI eksklusif, karena khawatir asupan bayi mereka kurang yang membuatnya dehidrasi ataupun gagal tumbuh.

Untuk itu, perlu diketahui dulu beberapa penyebab mengapa bayi menjadi tidak mau menyusu, diantaranya:

1. Masalah teknik menyusui. Teknik menyusui yang salah dapat membuat aliran ASI menjadi tidak lancar sehingga bayi menjadi marah kemudian malas menyusu.

2. Bingung puting. biasanya terjadi pada bayi yang sudah pernah diberikan susu formula melalui botol, shingga bayi bingung saat harus menyusu langsung melalui payudara ibu.

3. Akibat nyeri yang didapat selama proses persalinan, terutama saat persalinan menggunakan alat seperi vacum.

4. Aliran ASI yang terlalu deras atau malah tersumbat. ASI yang terlalu deras dapat membuat bayi sering tersedak dan membuatnya terganggu saat menyusu.

Hal itu tentu sangat mengganggu kenyamanan bayi. demikian pula aliran ASI yang terhambat akibat payudara yang bengkak juga membuat bayi tidak dapat menghisap susu sebanyak yang diinginkannya, dan membuat bayi ngambek untuk menyusu lagi

5. Bayi sakit, seperti pilek atau sariawan.

6. Suasana yang tidak nyaman bagi bayi, seperti terlalu ramai.

7. Pemberian susu dengan penjadwalan, yang membuat bayi dalam keadaan sudah terlalu lapar, sehingga marah.

8. Adanya kelainan anatomi pada lidah.

Lalu apa yang dapat moms lakukan?

Segera cari penyebab yang mungkin membuat bayi menjadi malas atau tidak mau menyusu.
Perbaiki teknik menyusui anda, terutama pada perlekatannya.

Kondisi psikologis ibu yang panik atau putus asa semakin memperburuk keadaan, karena membuat produksi ASI dapat berkurang.

Konsultasikan dengan dokter atau konselor laktasi untuk menemukan masalah dan memecahkannya sesegera mungkin.
,

Apakah Makanan Ibu Menyusui Berpengaruh ke Bayi?

BAGIKAN TULISAN INI:

Sebagai ibu yang harus menyusui bayinya, banyak ibu yang bertanya-tanya, apakah makanan yang dikonsumsinya dapat mempengaruhi tubuh bayi, terutama bila ditemukan adanya gangguan kesehatan pada si kecil.

Beberapa makanan memang sangat mempengaruhi kesehatan bayi anda, Moms. untuk itu, ibu menyusui diharapkan untuk menghindari makanan berikut:

1. Minuman berkafein, seperti cokelat, kopi. kafein akan membuat bayi menjadi rewel dan tidak tenang.

2. Minuman beralkohol.

3. Makanan yang mengandung MSG (Monosodium lumatamat) yang berlebihan.

4. Obat-obatan, terutama antibiotik dan anti kanker.

5. Apabila anda atau keluarga memiliki riwayat alergi, diharapkan berhati-hati mengkonsumsi produk susu, sepertu susu, keju, yoghurt. Makanan dan minuman yang berasal dari susu akan membuat pencernaan bayi menjadi tidak nyaman.

6. Makanan yang mengandung gas, seperti kol atau minuman bersoda.

7. Makanan yang beraroma sangat kuat, seperti durian, juga akan mempengaruhi konsumsi ASI bayi anda.
,