Thursday, November 5, 2015

Masalah Yang Sering Dijumpai Pada Bayi Baru Lahir, Bagaimana Menghadapinya?

BAGIKAN TULISAN INI:

Terdapat beberapa masalah kesehatan yang umum dikhawatirkan oleh orang tua terhadap bayinya, terutama orang tua yang baru memiliki anak pertama.

1. Masalah Buang air kecil dan buang air besar.

Pada 24 jam pertama bayi akan mengeluarkan mekonium, yaitu kotoran yang berwarna hijau kehitaman, lembek, dan lengket.

Mekonium berisi berbagai zat hasil metabolisme bayi selama masih dalam kandungan.

Setelah mekoniumnya bersih (biasanya sekitar 1-2 hari pertama), kotoran bayi akan berubah warna sesuai dengan susu yang dikonsumsinya.

Bayi yang hanya mengkonsumsi ASI (asi eksklusif) akan mengeluarkan fese dengan warna yang lebih cerah (kuning cerah), sedangkan bayi yang mengkonsumsi asi+sufor memiliki warna feses yang lebih gelap, kuning kecoklatan, kuning tua, cokelat, atau coklat kehijauan.

Bayi akan BAB sebanyak 3-4 kali sehari dengan bentuk kotoran yang menyerupai pasta gigi dan warnanya kekuningan.

Bentuk dan warna feses/ kotoran bayi akan berubah-ubah betuk dan warnanya, namun Moms tidak perlu cemas selama bayi anda tetap aktif, dapat menangis kuat serta masih bisa menyusu dengan baik.

Bayi baru lahir kencing sebanyak 2-3 kali dalam hari- hari pertamanya. Setelah itu frekuensinya akan meningkat hingga 5-6 kali pada akhir minggu pertama.

Perlu diperhatikan bila bayi anda tidak mengeluarkan kotoran dan atau kencing dalam 24 jam pertama, maka segera beritahu dokter anak anda.

Masalah berikut yang sering dikeluhkan oleh Moms tentang bayinya adalah:

2. Gumoh.

Sebenarnya gumoh adalah keadaan yang normal terjadi pada bayi usia 0-12 bulan.

Gumoh berbeda dengan muntah ya Moms..

Gumoh adalah keluarnya isi lambung tanpa didahului oleh rasa mual atau peningkatan tekanan perut.

Gumoh terjadi karena beberapa sebab keadaan berikut:

- Posisi lambung bayi yang lebih mendatar daripada ornag dewasa.

- Ukuran lambung yang masih kecil.

- Sebagian lambung masih berada dalam rongga dada.

- Fungsi katup lambung yang belum berkembang dengan baik.

Seiring bertambahnya usia si kecil, ukuran, posisi, dan fungsi katup lambung akan semakin berkembang dan membaik, sehingga frekuensi terjadinya gumoh akan menurun.

Lalu bagaimana cara mengatasi gumoh?

Berikut beberapa langkah yang dapat Moms lakukan bila si kecil mengalami gumoh:

1. Biasanya gumoh terjadi bila bayi minum terlalu banyak susu atau asi, sehingga akan 'tumpah' keluar lagi.

Berikan susu sesuai takaran kebutuhan cairan harian bayi, atau bila dia menyusu asi, berikan asi pada 1 payudara dulu. Kecuali bila si kecil menunjukkan tanda ingin menyusu lagi.

2. Sendawakan bayi setelah menyusu. Cara ini akan mengeluarkan udara yang berada dalam lambung bayi, yang dapat membuat bayi gumoh.

3. Posisikan kepala bayi lebih tinggi dari badannya 30-45 deraja,  agar susu tidak berbalik keluar lagi.

4. Jangan menggoyang, mengayun, atau memijat bayi terutama daerah perut, dan jangan melakukan senam bayi segeea setelah bayi minum susu. Beri jarak sekitar 1 jam sebelum Moms akan melakukan pijat dan senam bayi.

Jadi ga perlu panik lagi ya Moms saat si kecil mengalami gumoh.

Problematika berikut yang sering ditanyakan oleh para orang tua adalah,

3. Hidung tersumbat pada bayi.

Mereka sering mengira bahwa buah hatinya terserang flu dan mengeluhkan sulit tidur dan minum susu akibat hidungnya yang tersumbat.

Keluhan ini biasanya terjadi saat bayi berusia 0-3 bulan. Namun seringkali yang terjadi adalah mereka bukan benar-benar mengalami pilek, namun hanya karena kotoran hidungnya yang menutup lubang hidung sikecil.

Karena lubang hidung bayi masih kecil, sehingga adanya sedik8t saja kotoran hidung dapat menyebakan dia menjadi sulit brnafas dan memberikan kesan sedang mengalami pilek.

Selain itu, peradangan ringan seperti adanya paparan oleh asap rokok, debu atau asap dalam rumah juga menyebabkan pembengkakan jaringan dalam rongga hidung.

Untuk mengatasi hidung tersumbat pada bayi, Moms tidak perlu panik dan buru-buru memberikan antibiotik.

Apabila penyebab hidungnya tersumbat adalah karena kotoran hidung, coba periksa apakah dapat anda keluarkan sendiri. Bila tidak, tidak perlu dipaksa. Usahakan si kecil bersin, sehingga dapat mendorong kotorannya keluar.

Bila penyebabnya adalah karena lendir, berikan tetesan asi atau latutan garam steril pada hidungnya, sebanyak 1 atau 2 tetes. Asi atau larutan garam steril itu dapat membantu mengurangi dan mengncerkan lendir yang menyumbat.

Tidak perlu panik ya Moms, seiring dengan pertambahan usianya, keluahan hidung tersumbat akan hilang dengan sendirinya, karena saluran nafasnya yang semakin membesar.

Banyak Moms yang bingung saat bayinya tiba-tiba menangis tanpa henti selama beberapa menit atau bahkan jam, tanpa tahu apa yang terjadi padanya atau bagaimana menenangkannya.

Bisa jadi si kecil sedang terserang kolik, Moms.

4. Kolik.

Bayi kolik ditandai dengan tangisannya yang keras, tanpa sebab yang jelas, dan bayi menjadi sangat sulit ditenangkan, tangisan biasanya terjadi di sekitar waktu yang sama (paling sering saat sore hingga malam hari), perut kembung, bayi menekukkan kakinya ke arah perut atau berusaha mengangkat punggungnya.

Banyak ahli yang mengaitkan kolik dengan beberapa faktor, seperti adanya alergi makanan, adanya masalah pada pencernaan bayi, hingga masalah psikologis bayi dan orang tua, atau gabungan dari beberapa faktor tersebut.

Namun demikian, Moms tidak perlu khawatir, karena umumnya perkembangan anak yang saat bayi mengalami kolik tetap normal tanpa adanya kelainan atau hambatan perkembangan. Kolik juga akan menghilang seiring dengan pertambahan usianya, biasanya pada usia sekitar 3 atau 4 bulan, bayi telah terbebas dari kolik.

Berikut yang dapat Moms lakukan saat si kecil mengalami serangan kolik:

1. Moms dapat memeriksa kesehatan dan keadaan bayi anda, cari penyebab yang membuatnya menangis. Apakah dia demam, popoknya basah, atau keadaan yang tidak nyaman lainnya.

2. Tetap tenang. Bantu bayi agar dia nyaman dengan keadaannya. Gendong dia dengan cara menelungkup di satu lengan, dipangku dengan menggoyangnya secara lembut, atau gendong dengan badan ditegakkan menempel dengan badan penggendong. Posisi-posisi tersebut dapat mengurangi rasa kurang nyaman yang dirasakan oleh si kecil.

3. Cari apakah ada riwayat alergi dalam keluarga, dan hindari, terutama bagi Moms yang menyusui bayinya. produk susu, coklat, kacang-kacangan, dan kafein, dapat mengiritasi saluran cerna bayi.

4. Kompres air hangat pada daerah perut.

5. Tengkurapkan si kecil pada lutut anda, kemudian usap berulang-ulang punggungnya.
,

No comments:

Post a Comment